Kisah Kolang-Kaling
Kolang-kaling masih di pohon |
Kisah Kolang-kaling – Pada hari biasa buah aren muda yang cantik ini tidak begitu bersuara. Paling banter kita temukan beberapa potong dalam es teler, es buah dan skoteng. Dalam hukum pasar yang rasional, permintaan rendah berkorelasi rendah nilai. Jadi dimaklumi bila tidak semua pemilik pohon aren (petani) tertarik menjadikannya sumber pendapatan ekonomi. Kalau tidak dijadikan bibit paling-paling dibiarkan masak sebagai santapan musang atau dibiarkan menua di pohon.
Kisah kolang-kaling berbalik 180 derajat mendekati dan memasuki bulan Ramadhan. Tiba-tiba saja pasar jadi putih oleh kolang-kaling. Berpupuh-puluh ember dan bak plastik dengan baunya yang khas berjejer menanti pelanggan. Sepertinya sekarang semua orang membutuhkan kolang-kaling.
Dengan warna putih mengkilap, bentuk lonjong agak pipih, ada yang montok dan ada pula yang kurus, kolang-kaling akan bertransformsi dari buah aren yang tidak begitu berharga menjadi komoditi paling digemari. Mereka akan diolah jadi manisan, dicampur dengan es buah, skoteng ataupun dijadikan kolak.
Sebetulnya kolang-kaling diminati masyarakat
Sekalipun permintaan dalam negeri tidak begitu besar, secara umum kolang- kaling disukai masyarakat Indonesia. Bahkan kolang kaling dalam es campur, es buah, dan es teler dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia. Cuma ya kisah kolang-kaling hanya sampai disitu…Sebagian besar pemanfaatan buah aren muda ini baru sebagai unsur penambah dalam menu.
Idealnya selain memenuhi konsumsi dalam negeri, kolang-kaling layak dijadikan komoditas ekspor non migas. Apa lagi bagi pasar dunia kolang-kaling tak terlalu asing. Mereka dikenal sebagai Toddy Fruit.
Mengenal bagian-bagian buah aren
Buah aren terbentuk setelah terjadinya proses penyerbukan yang diperentarai angin atau serangga.
- Bentuk bulat dengan berdiameter 4-5 cm. Di dalam berisi 3 buah biji yang mirip siung bawang putih.
- Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda dan menjadi kuning setelah tua (masak).
- Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.
- Kulit biji berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna hitam dan keras setelah buah masak.
- Endosperm berbentuk lonjong agak pipih berwarna putih bening dan lunak pada waktu buah masih muda, putih padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.
Yang kita santap sebagai buah kolang-kaling itu adalah endospermnya buah aren seperti tampak di foto di atas.
Begitu lah sedikit kisah kolang-kaling..
Arenga Indonesia
Leave a Reply