Diagnosis Untuk Rematik
Sendi-sindi yang diserang rematik. Gambar dari sini |
Gulaarenorganik.com| Setelah membahas Mitos Tentang Rematik dan Gejala Umum Rematik sekarang kita lanjutkan mengenai Diagnosis Untuk Rematik. Sebab walau sudah terlihat gejala umum diagnosis yang akan menentukan apakah seseorang mengidap rematik atau tidak. Berikut beberapa hal yang akan dilakukan dokter dalam mendiagnosis penyakit rematik :
1. Diagnosis Fisik
Diagnosis fisik dilakukan dengan memeriksa beberapa bagian tubuh yang meliputi :
a. Kulit dan Kuku
Bagian kulit yang mengalami peradangan atau pembengkakan akan berwarna kemerahan. Begitu pun bila kuku terlihat berlubang, perlu diwaspadai bahwa kemungkinan kondisi ini adalah rematik.
b. Tulang Punggung dan Lengkungan-lengkungannya
Bagian ini akan diraba dan diperhatikan seksama untuk memastikan tidak terjadi pembengkokan. Jika terlihat pembengkakan akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan kemungkinan pengapuran tulang sebagai salah satu penyebab rematik.
c. Gerakan Persendian
Semua persendian yang terserang rematik akan sukar digerakan. Perhatikan persendian ruas tulang leher, pergelangan bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, pangkal jari tangan dan kaki, ruas pertama jari tangan dan kaki, panggul, lutut, dan tumit. Jika persendian-persendian ini sukar atau sakit bila digerakan kemungkinan seseorang terserang rematik.
d. Siku, Punggung Tangan, Tumit Belakang, dan Sacrum
Bagian-bagian ini perlu diamati untuk memastikan tidak terdapat Tofi atau tunjolan. Tapi adalah tumpukan kristal di sekitar sendi, membuat sendi kaku karena adanya benda asing di ruang sendi. Jika Tofi muncul dan juga membesar, kemungkinan kadar asam urat dalam darah juga tinggi.
2. Diagnosis Laboratorium
Setelah diagnosis fisik, untuk mematikan bahwa seseorang terkena rematik juga diadakan pemeriksaan laboratorium. Yang akan diperiksa adalah laju endap darah (LED) dan protein C-reaktif. Pemeriksaan akan dilakukan pada bagian-bagian brikut :
1. Faktor Reumatoid
Faktor reumatoid adalah autoantibodi terhadap epitop fraksi Fc IgG yang ditemukan pada 70-90 % penderita artrtis reumatoid. Faktor yang membentuk ikatan dengan komplemen serupa atau mengalami agregasi sendiri, sehingga proses peradangan akan berlanjut terus. Faktor reumtoid positif akan meningkat seiring bertambahnya usia penderita.
b. Antibodi Antinuklear (ANA)
Pemeriksaan ini diperlukan jika artritis terjadi pada sendi kecil yang disertai gangguan kulit, ganguan hemotologi dan gangguan ginjal.
c. Asam Urat Darah
Pemeriksaan tehadap asam urat darah untuk mendeteksi kemungkinan seseorang terserang artrtis gout atau penyakit asam urat.Pemeriksaan dilakukan saat penderita dalam keadaan sehat, tidak sedang mengalami serangan akut. Namun diagnosis ini saja tidak cukup. Diperlukan diagnosis lain agar pengobatan berhasil.
3. Diagnosis Radiologik
Diagnosis ketiga adalah diagnosis radiologik yakni dengan rontgen. Rontgen diperlukan bila nyeri di sendi tak bisa dijelaskan atau ditentukan posisinya. Misalnya untuk penderita artritis rontgen diarahkan pada sendi-sendi yang mengalami rasa nyeri.
4. Diagnosis Cairan Sendi
Diagnosis cairan sendi akan menghasilkan empat kelompok kelainana pada rematik, yaitu ganguan tanpa radang, gangguan dengan peradangan, infeksi karena bakteri atau infeksi septik, dan pendarahan (hemoragi). Diagnosis dilakukan demgan mengamati kultur cairan sendi di bawah mikroskop.
Hasil pengelompokan kelainan ini harus didukung dengan diagnosis laboratorium untuk mendapat hasil diagnosis yang pasti apakah seseorang menderita rematik atau tidak.
Dari Buku Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat oleh dr. Prapti Utami
Leave a Reply